Selasa, Juni 12, 2012

Hunting Arsitektur di Makam Bung Karno

Berawal dari kejenuhan dikantor ngeliatin gambar kerja melulu maka untuk mengatasinya seringkali saya membuka bermacam-macam situs diinternet, nah pas buka www.kaskus.co.id kebetulan ada thread tentang Bung Karno, jadi inget kalo saya pernah travelling kesana. Sekalian mengenang Bung Karno saya juga pengen share perjalanan travelling saya bersama 3 idiot, bukan film India itu lo tapi 3 idiot merupakan julukan buat saya dan 2 sahabat setia saya dari kecil hingga tuwir. Ya asal tau saja sebtulnya yang idiot itu cuma mereka, tapi saya diikut-ikutkan, hohohohoho…..

3 Idiot
Cukup-cukup yang dibahas disini sebetulnya tentang Makam Bung Karno bukannya 3 idiot, sekali lagi MAKAM BUNG KARNO. Rasanya tidak ada satu pun warga Indonesia yang tidak mengetahui tentang siapa Ir. Soekarno, seorang tokoh proklamator yang juga menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama. Semasa hidupnya, Bapak Soekarno yang juga dikenal dengan sebutan “Bung Karno” sangat dihormati oleh semua kalangan.
Area Makam
Mengingat segala jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, tak heran bila hingga kini jasanya tetap dikenang oleh seluruh lapisan masyarakat Indondsia. Untuk mengenang semua jasa-jasa beliau, tak jarang ada warga dari luar kota yang sengaja datang ke makam Bung Karno untuk berziarah.
Jujur saja sebetulnya tujuan utama saya bukan karena berziarah, ehehhehehe… :D, melainkan saya tertarik dengan Desain Arsitekturnya yang asli keren banget. Awalnya sih cuma dapat cerita dari Rahman yg kebetulan neneknya tinggal di Blitar, dan berangkatlah kami travelling kesana ke Makam Bung Karno.

Makam Bung Karno berada di Kota Blitar, lebih tepatnya berada di jalan Kalasan, Kota Blitar. Kalau dari Alun-Alun Kota, lokasinya sekitar ±2 km ke arah Utara, tak jauh dari Stadion. Untuk memasuki wilayah Pemakaman, ada dua pintu masuk yang digunakan, bisa melewati pintu gerbang selatan, atau pintu gerbang sebelah utara yang langsung bertemu dengan Gapura Agung menuju Makam Bung Karno.

Sebelum memasuki kompleks makam, bagi peziarah yang datang dari luar kota Blitar diharuskan mengisi buku tamu terlebih dahulu dan membayar biaya masuk sebesar ±Rp. 2.000 saja untuk setiap orang (pada waktu itu). Dan kalo ingin berfoto dengan patung sang proklamator kita bisa lewat pintu selatan sebelum menuju bangunan utama makam Bung Karno. 
Patung Sang Proklamator
Setelah melewati Gapura Agung, barulah sampai di Bangunan Utama Makam Bung Karno yang disebut dengan nama “Cungkup Makam Bung Karno”. Cungkup Makam Bung Karno yang juga dinamakan Astono Mulyo ini, berbentuk Joglo. Di atas makam Bung Karno diberi sebuah Batu Besar yang bertuliskan “Di sini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia Penyambung Lidah Rakyat”. Makamnya berada di antara Makam Ny. Ida Aju Nyoman Rai Soekeni Sosrodihardjo dan R.Soekeni Sosrodihardjo. Sebetulnya di area makam tidak diperbolehkan mengambil gambar, jadi untuk gambar makamnya saya ambil dari Mbah Gugel aja, gatau nih siapa yang gak tertib dengan peraturan, padahl sudah ga boleh foto di area makam tp kok ya adaaa aja di Mbah Gugel a.k.a Google.com
Setelah berziarah ke makam sekarang waktu untuk saya jalan-jalan di beberapa area, yaaaa sekedar mencontek barangkali ada spot-spot desain yang mantab untuk di terapkan di project saya, hehehe… INGAT...!!!! MENCONTEK BUKAN BERARTI PLAGIAT…. Yaaa anggap saja saya lagi cari indspirasi :D



Yang saya suka desain disana itu sebagian besar dindingnya menggunakan material Batu Andesit, jadi kerasa dingiiin gitu kalo dilihat, ingin rasanya rumah saya nanti juga menggunakan style-style desain seperti ini. Dan sakin senangnya dengan materialnya maka saya sempatkan berpose di dinding tersebut.
Setelah puas ‘mencotek’ desain arsitektur kini saatnya jalan-jalan ke museum yang konon katanya didalamnya da lukisan Bung Karno yang jantungnya berdetak, Ooohhh meeennn…. Kok serem… setalah masuk kesana ternyata memang benar-benar berdetak dengan ritme 60-70 detak per menit seperti detak jantung manusia, dan saking penasarannya saya sampe nungging-nungging pingin lihat bagian belakangnya barangkali ada alatnya, eeh ternyata bener-bener Cuma kancas doing, gataulahh daripada bingung mikir hal-hal gini mending langsusng Tanya aja ke pengelola museumnya yang ternyata jawabannya sedikit tidak memuaskan, Ia menilai adanya fenomena itu memang menjadikan keunikan tersendiri. Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada keyakinan pengunjung tentang lukisan yang berdetak itu."Fenomena itu tidak bisa dijelaskan lewat ilmu pengetahuan. Kami hanya melakukan pengelolaan perpustakaan saja, dan tentang mitos ini tentunya menjadikan keunikan sendiri," Kalo saya sih piker logika aja mana ada lukisan yang jantungnya berdetak, mungkin itu suatu usaha untuk menarik pengunjung,Allahua’lam…

Berikut beberapa barang-barang peninggalan beliau
Lukisan Bung Karno yang berdetak jantung
Jas Peninggalan Beliau

Pendera Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati
Copy teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Koper peninggalan beserta foto dan beberapa surat
Beberapa foto di area museum
Demikianlah cerita perjalanan kami di Makam Sang Proklamator, sebelum pulang saya tidak lupa membelikan oleh-oleh untuk orang tua saya yang kebetulan di sisi jalan dekat area makam banyak terdapat pernak-pernik dan oleh-oleh khas Kota Blitar, karena ortu saya sering minta dipijit maka dengan senang hati saya belikan "Alat Pemijat Traditionaaaalll" <<<< dengan nada khas Doraemon, wkwwkwkwk....

MAAAAKKK AKU PULANG MAAAKKK.... TAK BAWAIN PIJATAN MAAAKK...

>>>>> :ngacir

Pijatan